Seorang Psikolog dari golongan Neo Freudian bernama Viktor E Frankl, yang pada kemudian hari mendirikan aliran logoterapi, pernah menulis buku berjudul Mans Search For Meaning. Di dalam buku teraebut diuraikan pengalaman pribadinya beserta orang-orang yang ia temui saat menjadi tawanan di kamp konsentrasi Nazi.
Kehidupan kejam yang ditemuinya dijadikan laboratorium untuk observasi dan menguji faliditas konsepsi psikologi yang ia yakini. Hingga akhirnya sampailah ia pada kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk pencari makna, orang-orang yang setia terhadap ajaran agamanya, suka berbagi pada sesama dan tidak egois serta mampu berusaha mengambil hikmah dari setiap kejadian terbukti mendapatkan kehidupan yang lebih bahagia dan mampu bertahan hidup dalam kondisi apapun.
Dalam Man’s Search Meaning ia menulis kejadian yang mengukuhkan pandangannya ”Kami yang hidup dalam kamp konsentrasi dapat mengingat ketika orang-orang yang berjalan melalui gubuk-gubuk untuk menghibur orang lain, mengorbankan potongan roti mereka yang terakhir. Jumlah mereka mungkin sedikit, tapi itu sudah cukup bukti bahwa segala sesuatu dapat direnggut dari manusia kecuali satu hal, kebebasan terakhir manusia untuk memilih sikapnya sendiri dalam keadaan apapun, kebebasan untuk memilih caranya sendiri”.
Begitu pentingnya arti kebebasan bagi seorang manusia hingga seorang sufi-penyair Persia bernama Jalaluddin Rumi berpandangan bahwa amanat Tuhan yang tidak sanggup dipikul oleh langit dan bumi adalah kebebasan memilih (Freedom of Choice). Dengan adanya freedom of choice-lah manusia kemudian ada yang menjadi orang taat atau pelaku maksiat. Dengan kebebasan itulah kelak manusia diminta pertangung jawabannya dihadapan Tuhan.
Mantapzzzz... nice post. ditunggu kunbalnya :)
ReplyDelete@onchallMakasih. ea udh berkunjung :)
ReplyDelete@Cuute Yanti-moz-box-shadow: 0 10px 7px #eaeaea;
ReplyDelete-webkit-box-shadow: 0 10px 5px #222;
box-shadow: 0 10px 7px #222;